Wednesday, April 8, 2015

Mengenal Minyak Kelapa Sawit dan Kerusakan Hutan

1. Mengenal Minyak Kelapa Sawit


Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati yang dihasilkan dari daging kelapa sawit dan semakin diminati karena murah dan paling tinggi produktifitas per hektarnya dibanding dengan minyak nabati lainnya.
Karena banyak manfaatnya, permintaan dunia akan minyak sawit semakin meningkat, khususnya dari Indonesia. 70% minyak sawit indonesia di ekspor keluar negeri untuk diolah menjadi produk rumah tangga, dan sisanya digunakan di dalam negeri.
Bahkan, tahun ini pemerintah Indonesia menargetkan peningkatan produksi kelapa sawit hingga 40 juta ton pada tahun 2020 dimana pada tahun 2013 dengan luas lahan 10 juta hektar Indonesia memproduksi 20 juta ton.


2. Kerusakan Hutan Akibat Pertumbuhan Pohon Kelapa Sawit


Peningkatan produksi pohon kelapa sawit yang tidak bertanggung jawab menimbulkan konsekuensi yang berdampak buruk bagi alam, iklim dan manusia yang hidup di muka bumi ini.
Perkebunan kelapa sawit berkontribusi dalam penggundulan hutan 300 ribu Ha (2009-2011).  Yang juga habitat penting harimau sumatera, gajah, orang utan dan hewan yang harus dilindungi untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Kerusakan hutan hujan tropis di dunia telah menyumbang 20% dari total emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim secara ektrim dan kenaikan temperatur bumi yang meningkat.
Dan pada akhirnya menyebabkan bencana iklim seperti banjir, kekeringan, kelaparan, pemanasan global, peningkatan permukaan air laut dan konflik sosial.
Menurut Dewan Nasional Perubahan Iklim kerusakan hutan menyumbang 83% dari emisi gas rumah kaca di Indonesia.
Saat ini hanya 400 ekor harimau sumatera yang hidup di alam liar dan terus menyusut sampai akhirnya punah.
Harimau adalah spesies indikator penting akan sehatnya hutan kita.


Bila harimau tidak tinggal didalamnya maka hutan dan spesies lainnya didalam hutan juga ikut terancam.

Kelapa sawit memang memiliki banyak manfaat, tapi juga memiliki dampak kerugian yang banyak bagi keseimbangan ekosistem dan alam kita.

No comments:

Post a Comment