PENGARATAN BESI
Beberapa bentuk karat dibedakan baik secara visual
maupun dengan spektroskopi, dan bentuk dalam keadaan yang berbeda. Karat
terdiri dari besi terhidrasi (III) oksida Fe2O3 · nH2O dan besi (III)
oksida-hidroksida (FeO (OH), Fe (OH ) 3).
Dalam waktu yang cukup, oksigen, dan air, setiap
massa besi akhirnya akan mengkonversi seluruhnya karat dan hancur. Karat adalah
istilah umum untuk korosi besi dan paduannya, seperti baja. Banyak logam
lainnya mengalami korosi yang setara, tetapi oksida yang dihasilkan tidak biasa
disebut karat.
Persamaan kimia untuk karat besi:
Fe
+ O2 + H2O → Fe2O3. XH2O
Pengaratan besi termasuk reaksi
redoks karena pengaratan ialah reaksi
redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang terdapat di
lingkungannya ( seperti H2O dan O2 ) yang menghasilkan
senyawa lain yang tidak dikehendaki. Korosi
terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi, sedangkan
oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah. Oksida
besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang
baru terbuka itu mengalami korosi.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang bersifat alamiah dan berlangsung dengan sendirinya, oleh karena itu korosi tidak dapat dicegah atau dihentikan sama sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Pencegahan
Karena
meluasnya penggunaan dan pentingnya produk besi dan baja , pencegahan atau
memperlambat karat adalah dasar dari kegiatan ekonomi utama di sejumlah
teknologi khusus .
1. Alloy tahan karat
Stainless steel membentuk lapisan pasif kromium ( III ) oksida.
Stainless steel membentuk lapisan pasif kromium ( III ) oksida.
2. Galvanisasi.
Galvanisasi merupakan aplikasi pada objek yang akan dilindungi dari lapisan seng metalik baik hot-dip galvanizing atau elektroplating.
Galvanisasi merupakan aplikasi pada objek yang akan dilindungi dari lapisan seng metalik baik hot-dip galvanizing atau elektroplating.
3. Perlindungan katodik
Perlindungan katodik adalah teknik yang digunakan untuk menghambat korosi pada struktur yang di kubur atau direndam dengan menyediakan muatan listrik yang menekan reaksi elektro – kimia.
Perlindungan katodik adalah teknik yang digunakan untuk menghambat korosi pada struktur yang di kubur atau direndam dengan menyediakan muatan listrik yang menekan reaksi elektro – kimia.
4. Pelapisan dan pengecatan
Pembentukan karat dapat dikontrol dengan pelapis , seperti cat , pernis , atau vernis yang mengisolasi besi dari lingkungan. Perawatan semacam ini biasanya juga mengandung inhibitor karat. Menutupi baja dengan beton dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap baja karena lingkungan pH basa pada antarmuka baja-beton.
Pembentukan karat dapat dikontrol dengan pelapis , seperti cat , pernis , atau vernis yang mengisolasi besi dari lingkungan. Perawatan semacam ini biasanya juga mengandung inhibitor karat. Menutupi baja dengan beton dapat memberikan beberapa perlindungan terhadap baja karena lingkungan pH basa pada antarmuka baja-beton.
5. Bluing
Bluing adalah teknik yang dapat memberikan perlawanan terbatas pada berkarat untuk barang-barang baja kecil , seperti senjata api.
Bluing adalah teknik yang dapat memberikan perlawanan terbatas pada berkarat untuk barang-barang baja kecil , seperti senjata api.
Ada
beberapa hasil percobaan disini yg saya rangkum, berikut kesimpulannya:
Dari
hasil sebuah penelitian, dapat diketahui bahwa paku yg di masukkan ke dalam
air, air tawar, air hujam, dan asam cuka mengalami korosi (berkarat), sedangkan
paku yg dimasukkan ke dalam minyak tanah tidak mengalami korosi(berkarat), hal
ini disebabkan karena minyak tanah bukan termasuk ke dalam bahan-bahan korosif
(yg menyebabkan korosi).
Dari
keempat bahan yg dapat menyebabkan korosi tersebut, yg paling cepatproses
korosinya adalah asam cuka, karena selain termasuk ke dalam bahan yg korosif (yg menyebabkan korosi) asam juga
menghasilkan H+ sehingga paku lebih cepat berkarat, kemudian urutan yg kedua
adalah air hujan, karena mengandung CO2
yg
dapat membentuk senyawa HCO3 yg
bersifat asam. Selanjutnya ialah air tawar, cukupcepat reaksinya dikarenakan faktor
kelembaban udara (air dan gas O2).
Lalu yg terakhir adalah air panas, karena air sudah dipanaskan, banyak
mengandung uap air.
Pengaruh Zat Terlarut pada Titik Beku
Titik beku larutan lebih rendah dibandingkan dengan titik beku pelarut
murni. Pada kemolalan yang sama,
titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih rendah daripada larutan non
elektrolit (glukosa). Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan
elektrolit (NaCl) lebih besar daripada larutan non elektrolit (glukosa).
Elektrolisis CuSO4 dengan Elektroda
karbon
Pada
proses elektrolisis pada larutan CuSO4 dengan elektroda karbon,
terjadi reduksi Cu2+ menjadi Cu pada katoda dan terjadi
oksidasi air pada anoda. Perubahan yang terjadi pada katoda dan anoda
ialah pada larutan CuSO4 dengan katoda C dan anoda C, tidak
terjadi reaksi apa-apa pada katoda, dan terdapat gelembung gas O2.
Saran
- Sebaiknya hindari kontak langsung besi dengan air dan oksigen.
- Untuk menghindari korosi besi, minyak tanah dapat digunakan sebagai media peyimpanan.
- Untuk mendapatkan titik beku yang lebih rendah (lebih negatif), kita dapat memperbesar molalitas zat terlarut suatu larutan.
- Untuk mendapatkan titik beku yang sama, molalitas larutan non elektrolit harus lebih besar daripada larutan elektrolit.
- Jika ingin memperoleh gas hidrogen, dapat dilakukan elektrolisis dengan proses reduksi air di katoda sel.
Sumber: